ADB PACER Dialogue #7: “Harnessing Digital Technologies for Education amid COVID-19”

Jakarta – 23 Juli 2020.  Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional, Kemenko Perekonomian ikut ambil bagian dalam kegiatan ADB Policy Action for Covid-19 Economic Recovery (PACER) Dialogue ke-7 dengan tema “Harnessing Digital Technologies for Education amid Covid-19”.  Topik ini menjadi sangat menarik dan relevan mengingat bahwa tahun ajaran baru Pendidikan di Indonesia dimulai pada 16 Juli 2020.  Dua pembicara yang dihadirkan memberikan gambaran mengenai pemanfaatan digital platform yang digunakan dalam menghadapi pandemi Covid-19.  Perubahan mendadak dari metode tatap muka di kelas ke pembelajaran jarak jauh di rumah memperlihatkan berbagai tantangan.

Kondisi ini juga terjadi di Indonesia, “BPS memperkirakan sekitar 45 juta siswa di Indonesia terkena dampaknya” terang Netty Muharni dalam kesempatan berbagi pengalaman.  Lebih lanjut, perbedaan kualitas pendidikan di Indonesia karena tantangan geografis dan demografi menjadi tantangan tersendiri.  Akses internet yang sangat bervariasi di berbagai wilayah ditambah dengan infrastruktur pendukung lainnya yang bervariasi memberikan tantangan yang berbeda pula.  Daerah yang lebih maju lebih diuntungkan.

Menghadapi situasi ini, pemerintah yang memutuskan untuk menangguhkan semua kegiatan sekolah dan memilih pembelajaran online memberikan kebebasan kepada setiap sekolah untuk memilih platform pembelajaran online disesuaikan dengan kondidi yang ada.  Program nasional melalui siaran TVRI (Belajar dari Rumah) diluncurkan untuk menyasar daerah yang koneksi internet belum merata.  Sektor swasta dan perusahaan BUMN juga turut memberikan andil dalam penyediaan pembelajaran online dan akses gratis untuk mengakses pembelajaran online.

Sebagai bagian dari program stimulus ekonomi, pemerintah telah meluncurkan program Kartu Pra-Kerja yaitu program pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja.  Mereka yang memenuhi kriteria tersebut diberikan pendanaan untuk mengakses berbagai pelatihan dan ketrampilan yang diperlukan.  Selama masa pandemi, pelatihan juga dilakukan secara online. (#subregionalekon)