Pandemi COVID-19 Momentum Perkuat Kerja Sama IMT-GT sekaligus Sebagai Salah Satu Referensi Penyusunan Cetak Biru 2022-2026

Jakarta– 2 November 2020.  Di tengan pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia, kerja sama IMT-GT tetap menunjukkan komitmennya untuk menjalankan berbagai program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian Visi 2036 yaitu “Menjadikan kawasan IMT-GT sebagai kawasan yang terintegrasi, inovatif, inklusif dan berkelanjutan pada tahun 2036”.  Hal ini ditandai dengan dilaksanakannya Pertemuan Tingkat Pejabat Senior (Senior Officials Meeting-SOM) IMT-GT ke-27 secara virtual pada Senin (2/11) yang dipimpin secara bersama oleh Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Rizal Affandi Lukman, dan Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Pembangunan Daerah, Bobby Hamzar Rafinus.

“Pertemuan secara virtual ini merupakan sejarah baru dan bukti bahwa kerja sama IMT-GT memberikan respon yang cepat dalam memastikan semua program dilaksanakan dan dipantau dalam pelaksanaannya guna mendukung pencapaian Vision 2036” ungkap Rizal di awal sambutannya.  Beberapa agenda penting yang dibahas adalah: respon dan penguatan kerja sama IMT-GT dalam menghadapi dampak COVID-19; reviu pelaksanaan proyek/program di dalam Cetak Biru 2017-2021 sekaligus persiapan penyusunan Cetak Biru 2022-2026, dan identifikasi kerja sama yang dapat dilaksanakan dengan mitra strategis setelah kondisi pandemi berakhir.

“Kami memahami bahwa pandemi ini telah memberikan dampak besar terhadap perekonomian global termasuk implementasi berbagai pelaksanaan proyek/program dan kegiatan dalam kerja sama IMT-GT.  Untuk itu, diperlukan kerja sama yang lebih erat antar negara anggota untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi pasca pandemi” lanjut Rizal.  Pertemuan SOM IMT-GT ke-27 harus menjadi bagian dari upaya bersama menuju pemulihan ekonomi di sub-kawasan dan mendorong pencapaian Visi 2036, ucap Rizal lebih lanjut.

Penyederhaan aturan/regulasi dan prosedur untuk meningkatkan efisiensi perdagangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi maupun kunjungan wisatawan menjadi saah satu kunci penting.  Untuk itu, IMT-GT Framework of Cooperation on Custom, Immigration,and Quarantine (FoC on CIQ) berhasil disepakati dan akan dilakukan penandatanganan bersamaan dengan pelaksanaan KTT IMT-GT ke-13 pada April 2021.

Kondisi pandemi juga mendorong kerja sama IMT-GT untuk mulai fokus dan mempercepat pengembangan platform e-commerce maupun Menyusun program yang inovatif untuk menghadapi perkembangan global yang sangat dinamis. “Kita perlu melakukan berbagai terobosan dan langkah inovatif serta kreatif dalam mempercepat pemulihan ekonomi dengan berbagai proyek/program yang sesuai dengan sektor prioritas dalam Visi 2036” tegas Rizal.  Pariwisata yang merupakan salah satu sektor paling terdampak, perlu segera disusun protokol Kesehatan dan keamana untuk kembali menarik kunjungan wisawatan, lanjut Rizal.  Dalam kerja sama ASEAN, saat ini juga sedang dibahas Travel Corridor Arrangement, direncanakan akan disepakati pada saat KTT ASEAN ke-36, maka dalam IMT-GT bisa mengadopsi protokol ini.

Agenda penting lain yang dibahas dalam pertemuan ini adalah penyusunan Cetak Biru IMT-GT 2022-2026 yang akan mulai disusun tahun depan. Rizal memberikan penekanan pada pentingnya dilakukan langkah terobosan yang lebih baik dengan pendekatan bawah ke atas, mengingat saat ini capaian dari Cetak Biru 2017-2021 baru sekitar 35% sementara hanya tinggal 1 tahun.  Untuk itu, beberapa poin yang diangkat Indonesia antara lain: Pertama, setiap pilar strategis harus memperkuat tujuan dan rencana aksi yang sejalan dan mendukung pencapaian Visi 2036.  Kedua, perlu ada upaya kolektif dalam pengembangan program peningkatan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan pelaku industri dalam menghadapi IR 4.0 atau ekonomi digital maupun tantangan baru kedepan.  Ketiga, perlu ditetapkan fokus prioritas pada sektor unggulan (pertanian, pariwisata dan industri) dan disusun rencana aksi yang komprehensif melibatkan seluruh entitas yang ada dalam kerja sama IMT-GT.

Setiap kelompok kerja, perwakilan daerah, universitas (UNINET) beserta sektor swasta (JBC), perlu membahas secara internal maupun konvergen terhadap strategi dan indikator yang terukur untuk implementasi yang lebih konkret dan nantinya akan dituangkan dalam Cetak Biru 2022-2026.  Dalam kesempatan akhir, pertemuan mencatat bahwa kerja sama IMT-GT telah menarik minat berbagai lembaga atau organisasi internasional untuk melakukan kerja sama selain Asian Development bank (ADB) yaitu UN-ESCAP, ICLEI, Islamic Development Bank (IsDB) dan IGES/CCET. “IMT-GT perlu memanfaatkan mitra potensial tersebut dan melakukan kerja sama untuk program-program prioritas yang mendukung pencapaian Visi 2036” tutup Bobby Hamzar, yang mempimpin Delegasi RI sekaligus pertemuan pada sesi siang.